Horor dibalik kudeta Turki
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hampir menjadi korban pembunuhan, namun gagal karena situasi tidak sesuai yang direncanakan para pelaku kudeta.
Kisah lainnya yang terungkap adalah ketegangan para petinggi pemerintah Erdogan saat militer menyatakan kudeta.
Dalam pernyataannya di Istanbul, tidak lama setelah melakukan wawancara melalui aplikasi FaceTime dengan CNN Turki, Erdogan mengatakan kota tempatnya berlibur, Marmaris, dibom tak lama setelah ia meninggalkannya !
CNN Turki, seperti dikutip The Guardian, juga mengungkap upaya pembunuhan Erdogan oleh para militer pembangkang.
Sebanyak 25 tentara, lapor CNN Turk, menyerbu penginapan tempat Erdogan menginap di Marmaris. Saat itu, Erdogan baru saja pergi setelah tahu ada kudeta, padahal baru 20 menit sebelumnya ia tiba di Marmaris.
Para tentara kudeta turun dari helikopter, menembaki penginapan Erdogan, tapi gagal karena presiden sah Turki itu telah pergi ke Istanbul.
Dalam penerbangan ke Istanbul, nyawa Erdogan juga diincar. Menurut laporan Reuters, 2 jet tempur F-16 yang dikendalikan pilot kudeta telah mengunci pesawat kepresidenan Erdogan !
Namun tembakan urung dilakukan setelah tahu Erdogan terbang menggunakan pesawat sipil Turkish Airlines di kelas bisnis.
Kudeta militer yang berlangsung pada Jum'at malam hingga Sabtu dini hari itu mengguncang Turki. Militer kudeta menerjunkan tank-tank untuk memblokir jalan-jalan di Istanbul, salah satunya akses di jembatan selat Bosphorus.
Militer juga menguasai kantor berita TRT, mengatakan kudeta dilakukan demi mengembalikan demokrasi dan melindungi sekulerisme.
Anda boleh tidak percaya, sebagaimana disampaikan salah seorang menteri yang hadir, dalam rapat di kantor perdana menteri, 9 menteri senior yang hadir menyatakan siap mati bila kudeta berhasil !
"Mereka (tentara) mungkin berhasil dan kami akan mati malam ini. Biar kami bersiap menghadapi kematian. Kami akan mati syahid dalam pertempuran ini !"
Menteri tersebut kemudian meminta pengawalnya mengambilkan pistol. Pasukan keamanan yang bertugas melindungi bangunan pun diperintahkan keluar ruangan karena tidak ada lagi siapa yang bisa dipercaya !.
"Apakah ini nyata?", Cemalettin Hasimi, penasihat senior Perdana Menteri Binali Yildirim bertanya dengan nada tegang
"Ya, ini nyata ! Tapi kami tidak yakin apakah pelakunya termasuk dalam rantai komando atau hanya salah satu faksi di kemiliteran", jawab seorang pejabat lainnya
Banyak yang mengatakan upaya kudeta dilakukan secara amatir. Tapi cerita yang muncul setelahnya menunjukkan kudeta disusun dengan matang dan terencana.
Contoh lain terjadi di Ankara. Pada hari pecah kudeta, Efkan Ala, menteri dalam negeri Turki, diundang rapat dengan para pejabat keamanan lainnya pukul 5 sore.
Namun ia tidak bisa hadir karena jadwalnya terlalu padat. Saat terjadi kudeta, Ala terjebak di bandara Esenboga, Ankara, dan membentuk jaringan krisis di tempat itu. Ia dilindungi oleh masyarakat Ankara yang menentang kudeta.
Beruntung Ala tidak memenuhi undangan rapat tadi. Pejabat badan anti-terorisme yang mengepalai kampanye pemberantasan ISIS tetap datang ke rapat di istana presiden di Ankara tersebut. Besoknya ia ditemukan tewas dengan tangan terikat di belakang dan ditembak di leher !
Keputus-asaan menyergap para petinggi pemerintahan. Mereka hampir menyerah saat Erdogan muncul dalam sebuah wawancara di CNN Turk dengan aplikasi Facetime.
"Apa itu FaceTime? Kenapa saya tidak punya?", kata seorang menteri dengan panik.
Tapi kemudian mereka mendengar pernyataan Erdogan kala itu yang membangkitkan semangat juang pemerintah dan rakyat. Erdogan mengatakan tidak akan menyerah dan kudeta itu ilegal. Ia juga menyerukan rakyat Turki untuk turun ke jalan melawan militer!
"Itu adalah saat ketika mental kami berbalik dan kami berpikir akan menang !", kata Hasimi.
Usai wawancara, Kementerian Agama Turki segera memerintahkan semua masjid-masjid di negara itu mengumandangkan takbir, "Allahu Akbar". Takbir yang bersahut-sahutan itu kita tahu kemudian membuat ribuan orang di Istanbul dan Ankara tumpah ruah ke jalan, melawan kudeta militer dengan tangan kosong !
Berita lainnya mengemuka di saat-saat genting antara saat pidato Erdogan dan saat gagalnya kudeta sekira pukul 4 pagi. Dimana sekira pukul 1 dini hari, Sabtu (16/7), pejabat Turki mengatakan komandan polisi di kota Bursa menahan seorang komandan militer, dan menyita daftar nama setebal 6 halaman.
Daftar itu berisi nama orang-orang yang nantinya akan menempati posisi hakim dan pejabat militer jika Erdogan digulingkan. Tentara pro-kudeta lainnya yang tertangkap bahkan memiliki daftar nomor telepon jalur rahasia untuk menerima perintah !.
Laporan ini membuktikan kudeta Turki bukan peristiwa yang tiba-tiba muncul, melainkan telah direncanakan sebelumnya !.
"Sebenarnya peristiwa tersebut sangat terencana, namun langkah pemimpin dan gerakan dari rakyat alhamdulIllah merusak seluruh rencana itu", kata Hasimi.
"Kudeta bisa saja berhasil. Tapi mereka kehilangan kesempatan saat presiden dan perdana menteri mengudara, serta saat komandan tinggi militer tampil on air dan menyatakan mendukung demokrasi, juga saat masyarakat menolak untuk pulang ke rumah !". lanjut Hasimi.
Sedikitnya 209 orang tewas, termasuk warga sipil dan aparat keamanan, hampir 1.500 orang terluka dalam peristiwa akhir pekan lalu itu.
Sekira 18 ribu orang ditahan terkait kudeta, termasuk di antaranya 6.000 anggota militer, sekitar 9.000 polisi, sedikitnya 3.000 hakim dan puluhan kepala daerah. (CNN Indonesia)
Tidak ada komentar: