JurnalBanten.com - Gubernur DKI Joko Widodo kerap kali ditunjuk menjadi juru kampanye bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dari PDI Perjuangan. Sosok Jokowi yang merakyat seperti bisa menjadi magnet untuk menarik simpati warga.
Saat pemilihan gubernur Jawa Barat, Jokowi menjadi juru kampanye Rieke-Teten, begitu juga saat Pilgub Sumatera Utara, Jokowi berjuang untuk Effendi Simbolon dan Jumiran. Namun nasib berkata lain, dua pasangan itu kalah.
Meski begitu, PDIP sepertinya menilai Jokowi masih memiliki pengaruh yang besar untuk meraih suara. Mantan wali kota Solo itu kini didapuk menjadi juru kampanye pasangan Ganjar-Heru di Jawa Tengah, serta pasangan Puspayoga-Sukrawan di Bali.
"Meskipun Rieke dan Effendi kalah bukan berarti Jokowi tidak punya pengaruh. Belum tentu perolehan suara Rieke dan Effendi bisa sebesar itu jika juru kampanyenya bukan Jokowi," kata pengamat politik dari Sinergi Masyarakat (Sigma) Said Salahudin kepada merdeka.com, Minggu (5/5).
Said menilai, memang tidak ada kepastian jika calon pemimpin daerah yang 'dipromosikan' oleh Jokowi akan memenangkan Pilkada. Namun kehadiran Jokowi sedikit banyak membantu masyarakat untuk memilih calon yang dikampanyekan oleh Gubernur DKI itu.
"Masyarakat kan sudah pada pintar, meskipun Jokowi jadi jurkam tapi tetap saja yang dipilih bukan Jokowi, jadi Jokowi sifatnya hanya membantu," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, keberhasilan Pilkada bukan tergantung pada kualitas calon itu sendiri. Jika memang calon itu disukai rakyat, ditambah dengan Jokowi sebagai jurkamnya maka kemungkinan calon itu akan berhasil.
"Semua tergantung calonnya. Nilai Jokowi sebagai jurkam berbeda dengan Jokowi saat kampanye di Jakarta. Meskipun memberikan pengaruh tapi tetap kualitas calon yang lebih penting," tutupnya.
Sumber: http://www.merdeka.com
Di Jabar dan Sumut tak laku, Jokowi dipakai di Jateng & Bali
Reviewed by hadistpedia
on
08.48.00
Rating:
Tidak ada komentar: